Saturday, September 22, 2018

Facing the Giants : SPOILER ALERT

Apa yang kalian harapkan ketika menonton suatu film tentang olahraga? Keseruan? Sportifitas?
Bagaimana jika film yang kalian tonton berupa suatu inspirasi? Meets "Facing the Giants"!


Film Facing the Giants menceritakan sebuah klub Football di Shihloh Christian Academy bernama Shiloh Eagles. Klub yang dipimpin Coach Taylor ini belum pernah meraih prestasi selama 6 tahun. Klub Football ini memiliki banyak masalah, karena team yang ada di dalam nya selalu bersikap masa bodoh, lebih mementingkan diri sendiri, dan merupakan siswa bermasalah di dalam kelas.





Terlepas dari masalah di Klub Football tersebut, Taylor juga seseorang yang memiliki masalah di kehidupan pribadi nya. Setelah menikah 4 tahun bersama istrinya, ia belum bisa memiliki anak. Tidak lama setelah itu, banyak orang tua murid dan petinggi di sekolah Shihloh Christian Academy ingin menlengserkan Taylor dari jabatan nya sebagai Coach utama di Shihloh Eagles. Taylor yang mulai frustasi ini akhirnya kembali menyerahkan segala sesuatu kedalam tangan Tuhan. Ia terus menerus mendalami kitab suci dan mencoba untuk menerapkan nya kepada Shihloh Eagles.





Dengan berpegang teguh pada filosofi team yang baru "Lakukan yang terbaik di mana pun", team Shihloh Eagles mulai berlatih dengan giat. Para anggota tidak memikirkan apakah mereka akan menang maupun kalah, tetapi mereka tetap memberikan apa yang terbaik yang bisa mereka berikan. Setelah itu, ada Shihloh Eagles mulai mengalami perubahan. Mereka terus mencetak prestasi dalam GISA (sebuah liga antarsekolah dalam hal football) dan berhasil melewati babak final. Keberhasilan mereka dalam final mengantarkan mereka menjadi wakil dari negara bagian untuk bertanding dalam pertandingan nasional melawan Richland Giants. 
Richland Giants adalah team yang tidak pernah kalah selama 3 tahun berturut-turut. Dengan anggota yang mencapai 85 orang yang berarti 3x lipat dari team Shihloh Eagles membuat para anggota tim Shihloh Eagles kembali takut akan kekalahan. Tetapi Coach Taylor kembali mengingatkan bahwa mereka harus terus memberi yang terbaik. Dengan strategi yang baik, mereka akhirnya bisa lolos menjadi juara nasional. Sebuah tim yang tadinya tidak mencetak prestasi selama 6 tahun akhirnya bangkit menjadi juara nasional.


Dari film di atas kita dapat melihat adanya perubahan kepribadian dalam karakter utama, yaitu Coach Taylor. Di mana pada awal-awal ia hanya mementingkan untuk menang, menang dan menang. Tetapi setelah ia menjadi seorang yang religius, ia hanya ingin dia dan team nya dapat memberikan yang terbaik dan menyerahkan sisanya pada Tuhan.


Juga terlihat dari cara kepemimpinan yang dilakukan oleh Coach Taylor, di mana sebelum nya ia melibatkan emosi dalam mendidik sedangkan setelah nya ia terus-terusan memberi semangat 

Banyak hal yang dapat dipetik dalam hal ini, salah satu nya adalah kepribadian yang positif dapat membawa kita kepada kebaikan. Adanya perkembangan karakter dalam film ini juga mengajarkan kita untuk terus senantiasa menjadi orang yang berkepribadian lebih baik lagi ke depannya.

No comments:

Post a Comment